Risiko yang Dihadapi Seorang Wartawan
Bagi orang menyukai bekerja di lapangan
langsung, menjadi wartawan pastinya seru karena dapat menjadi orang pertama yang
tahu tentang suatu peristiwa yg terjadi. Selain itu, dalam beberapa kesempatan,
wartawan juga bisa bertemu dan ngobrol
langsung (wawancara) dengan orang-orang penting seperti pejabat.
Pekerjaan ini pun tidak terikat dengan jurusan yang diambil semasa kuliah, orang yang berkuliah di jurusan kehutanan, jurusan hukum dan jurusan manajemen juga dapat bekerja sebagai wartawan, asal mempunyai kemampuan untuk meliput dan menulis berita.
Namun, menjadi seorang wartawan atau jurnalis merupakan pekerjaan yang punya risiko besar sebab wartawan merupakan orang-orang yang bertugas untuk meliput, menulis, hingga melaporkan sebuah kejadian dengan informasi yang akurat.
Informasi yang akan disampaikan juga harus
terstruktur rapi dan aktual sebelum
dikonsumsi masyarakat. Oleh karena itu, keberadaan wartawan memegang peranan
penting dalam perkembangan informasi publik.
Dalam menjalankan tugasnya, wartawan
berpegang teguh pada kode etik, diantaranya menyampaikan informasi yang
berimbang, aktual, akurat, dan independen dan tidak dalam pengaruh pihak
mananpun.
Namun saat bertugas, wartawan rentan
terhadap beberapa masalah. Bahkan dalam beberapa kasus, nyawa seorang wartawan
kerap menjadi taruhan.
Kalau kamu berkeinginan untuk menggeluti
profesi, persiapkan dirimu untuk menghadapi bahaya-bahaya berikut ini:
Punya
Banyak Musuh
Dalam kehidupan sehari-hari ada banyak
kejadian yang terjadi, dari yang baik hingga yang buruk. Berita yang dilaporkan
oleh seorang wartawan tentunya bukan hanya kejadian yang menyenangkan dan baik,
namun juga berita buruk.
Ada banyak pihak yang ditemui oleh wartawan
dalam mengumpulkan berita mulai dari maling, koruptor, perampok, pejabat,
masyarakat biasa, dan lainnya.
Saat meliput suatu kejadian, terutama saat
menyoroti kesalahan suatu pihak, tentu saja akan menyebabakan wartawan menjadi
dibenci oleh pihak yang bersangkutan.
Kekerasan
dan Pelecehan
Saat melakukan liputan, wartawan kerap juga
mendapatkan pelecehan dan kekerasan. Ada banyak sekali kasus kekerasan para
wartawan yang terjadi, saat pengumpulan informasi dilapangan.
Resiko
Kematian
Selain mendapat musuh, kematian juga salah
satu resiko yang dapat terjadi pada seorang wartawan. Seorang wartawan kadang
harus liputan di tempat yang sedang terjadi kerusuhan atau bencana alam, sehingga
ada banyak ha tidak terduga yang dapat terjadi, termasuk kematian.
Lokasi
Liputan Selalu Berbeda-beda
Berbeda dengan pekerja kantoran yang selalu
berada di kantor, seorang wartawan harus bersikap flexibel, sebab liputan bisa
dilakukan di lokasi-lokasi yang berbeda-beda setiap harinya. Bahkan tak jarang
dalam sehari, wartawan harus melakukan liputan di lokasi yang berbeda.
Tak hanya itu, seorang wartawan juga harus
punya mental kuat, salah satunya saat meliput mengenai kecelakaan lalu lintas
yang memakan korban jiwa.
Ditolak
Narasumber
Dalam mencari informasi, seorang harus
bertemu dengan banyak orang, mulai dari masyarakat biasa, pejabat, aparat
polisi, dll. Namun tak semudah itu, ada banyak orang yang tidak mau di
wawancarai terkait suatu masalah.
Sehingga, wartawan harus memutar otak dan
mencari narasumber lain untuk menghasilkan berita yang terpercaya.
Jarang
Menikmati Akhir Pekan
Bagi seorang jurnalis, akhir pekan bisa jadi
bukanlah sebuah akhir pekan. Sebab ada banyak peristiwa tak terduga yang dapat
terjadi, sehingga wartawan harus selalu siaga dan siap meliput. Bahkan saat sedang asik bermain catur online, seorang harus meninggalkannya demi meliput.
Tuntutan
Pimpinan
Sebagai wartawan kamu akan dituntut selalu
siap dan siaga. Kapanpun, dimanapun, apapun yang kamu lakukan, bagaimana
perasaanmu, semua itu harus ditinggalkan demi mendapat berita eksklusif dari
tempat kejadian langsung. Wartawan itu bekerja pada industri yang sifatnya
menuntut. Menuntut waktu, kecepatan dan pastinya tenaga.
Meski mempunyai resiko besar, namun menjadi
wartawan harus tetap bekerja dengan kejujuran dan independen. Jangan sampai
menyebarkan berita bohong yang dapat memicu pertikaian.
Comments
Post a Comment